26.2.10
Cinta
Keliling Jakarta
Akhirnya ada tanggal yang berwarna merah di kalender
Jumat, 26 Februari 2010
Kalau biasanya hari libur saya gunakan untuk kegiatan wajib anak kost yang tak lain dan tak bukan adalah nyuci,
maka hari libur kali ini saya manfaatkan untuk kunjungan dan jalan-jalan.
Sudah 4 bulan lebih saya berada di Jakarta, namun belum sempat-sempat juga (atau lebih tepatnya sih menyempatkan diri) untuk mengunjungi saudara-saudara yang ada di Jakarta ini
Maka, kemaren (Jumat, 26 Februari) saya melakukan perjalanan ke rumah Om yang nun jauh di Jakarta Timur.
Berangkat pukul 07.30 pagi, dari kost saya yang di Kedoya, saya harus naik bis no 92 dulu menuju ke terminal Grogol.
Ternyata jam-jam pagi, bis-nya penuh euy
Jadi berdirilah saya 'agak' berdesak-desakan dengan penumpang lainnya
Kurang dari 30 menit saya sudah sampai di Terminal Grogol
Dan, ternyata bis P6 jurusan Grogol - Kampung Rambutan sudah menanti dengan manisnya
Masih sedikit penumpangnya sehingga saya harus menunggu beberapa saat sampai bis tersebut berangkat
Kurang lebih 60 menit kemudian, sampailah saya di Kampung Rambutan.
Waktunya turun dan oper ke angkot KR jurusan Kampung Rambutan - Pondok Gedhe
Begitu saya melihat kemunculan angkot warna merah tersebut, langsunglah saya naik dan menempuh perjalanan lagi sekitar kurang dari 30 menit
Dan dari Pondok Gede menuju perumahan tempat Om saya tinggal ternyata harus naik ojek lagi
Sebenarnya bisa sih jalan kaki, tapi tak kuat rasanya kaki ini.
Hehehhee.....
Maka, setelah menempuh perjalanan yang panjang itu (ceile...panjang....), sampailah saya di rumah Om tercinta
Begitu datang, langsung disambut dengan makanan yang cukup banyak untuk ukuran anak kost seperti saya.
Akhirnya makan-makan, ngobrol dengan Om dan Tante saya, dan.......
Om saya mengajak pergi ke rumah Om saya yang lain yang ada di Bintaro
Okelah kalo begitu
Untung saja ke Bintaro-nya naik mobil pribadi
Hehehehehe....
Sampai di Bintaro, kembali lagi melanjutkan acara ngobrol sana ngobrol sini
Lalu kami sempat keluar ke mall terdekat, karena Om saya ingin menunjukkan tempat penjual tas rajutan seperti yang biasa dibuat oleh Mama saya
Dan kami pun kembali ke Bintaro
Ups...lha koq sudah jam 2 lebi
Weleh...weleh....padahal saya sudah berjanji akan mengunjungi teman saya di Rasuna
Maka, pamitlah saya ke om.
Dari Bintaro perjalanan saya lanjutkan ke Ciledug
Dari Ciledug, dengan bis no 69 saya menuju ke Terminal Blok M
Dari Blok M, dengan bis TransJakarta (a.k.a Busway), saya menuju ke arah Kota
Seharusnya saya berhenti di halte Dukuh Atas, namun lha koq ya kebablasan sampe Tosari
Akhirnya balik lagi dari Tosari ke Dukuh Atas.
Dari Dukuh Atas, harus melanjutkan lagi dengan busway arah Ragunan, namun cukup berhenti di Halte GOR Sumantri
Sesampai di Halte Gor Sumantri, teman saya sudah menanti
Maka perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju ke Apartemen Rasuna yang berada tak jauh dari situ.
Setelah ngobrol-ngobrol, makan, minum, dan sebagainya, tak terasa sudah jam 8 malam
Pamit pulanglah saya
Dan kembali saya menempuh perjalanan yang lumayan panjang
(secara Rasuna berada di daerah Selatan, sementara kost saya ada di daerah Barat)
Naik busway ke arah Dukuh Atas, ganti busway lain ke Harmoni, lalu ganti lagi ke Grogol.
Dari Grogol, tentunya saya pasti naik angkutan B14.
Maka......
Sampailah saya di kamar kost tercinta
Tak kurang suatu apapun
Kecuali tenaga dan ongkos....
hehehhehe.....
Dan, karena waktu sudah menunjukkan pukul 22.00
Ditambah tenaga yang sudah minim
Maka kemaren saya tidak melakukan kegiatan wajib saya yaitu blogwalking dan posting sama sekali...
hiks...hiks.....
25.2.10
Dear Diary
24.2.10
How to teach English to Children
maklum aja, yang nulis (a.k.a SAYA) cuma seneng banget ama bahasa Inggris dan anak-anak, jadi yo taraf penguasaan grammarnya baru sebatas penguasaan grammar anak-anak kaleee...
anyway, I hope it can give something to you who read it...
happy reading....
We all know that English has become a universal language. Many countries have used English as their second languages, where some others use it as a foreign language. In Indonesia, English has become a popular language and children were been taught in English at their school.
Teaching English to children is not an easy job, but it also not difficult, if we already know how to do it. Below are several things you may consider if you want to teach English to children.
1. Know your student
First thing to do before you teach is to know your student. Different child has different character. Teaching a 3 years old child will be different with teaching a 5 years old child. The younger a child, the shorter length of attention span he/she has. If you teach 3 years old children, you have to be aware that they cannot concentrate or sit still more than 10 minutes. That’s why you have to prepare many activities and it should be interesting for them.
2. No translation
There is tendency for us to translate a word or even a sentence to our students. Especially after we spoke several sentences and we saw many confused faces in front of us. Well, frankly speaking, translation is not a good method to teach a language. Once we do translation, they will think that they don’t have to try to understand the language and they will just wait because they know that we will translate it anyway.
Instead of translation, it is better for us to use gesture or picture to explain. For example, if we want to ask our students to sit, we can say “Please, sit down” and act it out.
Cheerfulness is one important thing we need to show to our students. Believe it or not, the positive energy from our cheerfulness will be transferred to our students.
Never give up. That’s the key. Always try and look for different methods or way of teaching to help your students to be able to speak in English. Children have different way of learning and we need to try as many methods as we can. One size doesn’t fit to all.
23.2.10
Yang 7 tentang Eka - tag
21.2.10
Sedang Jenuh
20.2.10
Mencoba Berpuisi
Kucoba ungkapkan apa yang ada di hati
19.2.10
Ternyata Naek Bus Transjakarta itu...... :(
18.2.10
Google Page Rank
Hurray....
Sore ini iseng-iseng nge-check page rank gua
Eh, ternyata mbah Google berbaik hati kali ini
Kalo dulu dengan kejamnya memberikan N/A setelah melakukan peninjauan
Kali ini, nilai 0 dianugerahkan kepada blog tercinta ini
Wahahahahhaa.....
Pasti dipikir gua orang yang aneh
Dapet nilai O koq happy
Ya jelas happy toh, daripada N/A
Berarti khan selangkah lagi menuju 1
Wah...wah....wah....
ternyata jurus2 dari Pakde manjur juga
Gak sia-sia, blogwalking, ngomen sana-sini, dll, dsb
Cihuy....
Thank you ya Pakde I lup you pul
17.2.10
Ada Apa dengan Facebook?
Ya….ada apa dengan facebook?
Koq beberapa hari belakangan ini tipi-tipi padha nyiarin kasus penyalahgunaan Facebook
Trus ada lagi yang ngilang dari rumah tanpa pesan, pergi ama “teman” yang dikenal dari Facebook juga
Hm…..
Facebook memang bagaikan pedang bermata dua
Tergantung yang memakai
Dengan Facebook, kita jadi menambah banyak koneksi dan jaringan serta menemukan kembali mutiara teman yang hilang.
Alhasil, banyak reuni yang digelar gara-gara berkumpulnya kembali sesame alumni di Facebook
Dengan Facebook, dagangan juga bisa lebih laris manis
Promosi lewat situs ini terbukti manjur
Dengan Facebook juga, kita bisa tahu apa yang terjadi di belahan dunia lain.
Hanya dengan membaca status teman-teman kita
Ketinggalan nonton pertandingan bola semalam? Cukup lihat status teman2 penggila bola, pasti isinya skor pertandingan malam itu.
Yang pasti, ada lagi efek yang cukup sangat menguntungkan dari booming-nya Facebook ini.
Yaitu meningkatnya penjualan Handphone dan Notebook atau Laptop
Ditambah lagi dengan makin murahnya tarif berinternet ria lewat handphone yang makin gencar ditawarkan oleh berbagai operator selular
So, kalau ternyata banyak kejadian negatif dan merugikan yang (katanya) terjadi karena Facebook, it just depends to the user itself.
Kalo emang kita menggunakannya dengan baik dan benar, gak untuk hal yang enggak-enggak, Facebook sih lebih banyak fun and positifnya lageeee…..
PS: tapi tetep ada satu hal yang bikin BeTe, yaitu staf2 gue yang suka curi2 maen Facebook di jam kerja....secara mereka punya BB, gimana bisa tau'nya? Dan mereka juga gak mau waktu gua add jd friend gua....hayooo, gimana pemecahan masalah ini kalo gitu? Kembali lagi ke etiket dan itikad orang kaleee ya....
16.2.10
After the Holiday
Akhirnya bisa posting lagi setelah "terlena" dalam lilburan selama 3 hari di kampung halaman
Menyambung postingan sebelumnya, salut juga buat perkereta apian Indonesia, yang telah mempermudah proses pembelian tiket kereta api
Dan, tanggal 12 sore, saya dengan gampang berhasil menukarkan struk ATM Mandiri saya dengan satu tiket Jakarta-Madiun
Okeh, kembali ke judul After Holiday
Ternyata, setelah menjalani libur panjang, semangat kerja bukannya semakin naik karena sudah diberi waktu refreshing, tetapi malah semakin turun
Hawa-hawa liburan terasa masih sangat kental
Memang mungkin sudah hukumnya manusia yang tak pernah puas
Dikasih hati minta jantung
Dikasih libur 2 hari mintanya lebih
Masih untung dikasih libur
Sementara banyak perusahaan lain yang tidak memberikan hari libur pada karyawan dalam rangka hari raya Imlek ini, bos First Step to English, tempat saya berkarya, memberikan libur 2 hari bagi para karyawannya.
Sehingga dengan gembira saya bisa pulang kampung
Eh....
Kembali lagi ke judul, After Holiday
Ternyata gejala dikasih hati minta jantung ini bukan hanya terjadi pada saya
Tetapi juga pada para "staff" saya
Pagi-pagi jam 6 saya sudah menerima SMS berisi pemberitahuan mereka masuk siang hari ini dikarenakan tidak dapat travel dari Bandung dan masih dalam waiting list
Sontak saya langsung emosi (tapi berhasil saya redam koq, tenang....tenang....sabar...sabar....)
Semestinya urusan pesan memesan tiket khan harus direncanakan
Jika mereka berencana pergi ke Bandung, hendaknya mereka juga langsung memesan tiket kembali ke Jakarta donk ach.
Sehingga jika ternyata tiketnya tidak ada, mereka bisa mencari alternatif, naik bis, kereta, atau travel kemaren donk ach...
Ini menimbulkan prasangka "buruk" di hati (jangan ditiru ya.... :)
Apa mereka memang tidak ada niat bekerja?
Hm....
Kalau tahu begini, apakah lebih baik jika tidak usah diberi libur saja ya?
10.2.10
Pesan Tiket KA lewat 13897
Ya...
baru saja merasakan betapa enak hidup di era sekarang
pada era di mana teknologi telah berkembang dan banyak membantu kita dalam melakukan segala sesuatu
teknologi yang membuat segalanya menjadi mudah dan praktis
dulu, kalau kita ingin beli tiket kereta api, harus datang langsung ke loket untuk pesan dan bayar
sekarang???
gampang banget
cukup telpon ke 13897 (dari GSM)
pesan tiketnya
bayar lewat bank2 yang ada fasilitas pembayaran tiketnya (MANDIRI, BII, BRI)
lalu, pas hari H, cukup tunjukkan bukti pembayaran dan KTP asli
dapat tiket di tangan
berangkat deh...
mudah khan???
thanks GOD for the technology.....
9.2.10
Blank
sudah beberapa hari ini dilanda gejala blank
sehari terasa sangat lama sekali
di kantor terasa sangat sibuk melakukan ini itu
tapi setelah sore hari jam kantor hampir selesai dan mencoba me-review apa yang sudah saya lakukan hari ini, ternyata hasilnya cukup mengecewakan
sedikit sekali pekerjaan yang berhasil diselesaikan
hm.....
ada yang pernah mengalami hal ini?
blank...
tidak tahu harus melakukan apa
padahal sebenarnya ada BANYAK yang harus dilakukan?
4.2.10
Children SEE, Children DO
Beberapa hari ini, jadi sering mengamati perilaku “anak-anak” di tempat kursus saya.
Begitu banyak anak dengan bermacam-macam karakter yang berbeda-beda.
Satu hal yang bikin ketawa dan senyum-senyum sendiri juga, anak-anak ini bisa dengan gampang dan cepatnya menirukan perilaku orang dewasa yang mereka temui.
Jadi inget waktu masih jadi wakil kepala sekolah dulu.
Saya dengan cepat bisa tahu siapa wali kelas seorang murid hanya dari cara murid tersebut ngomong.
Boleh percaya boleh nggak, murid tersebut berbicara dengan
Jadi inget lagi ada sebuah video yang sempat diputar di seminar untuk orang tua.
Judulnya Children see, children do (bisa dilihat di link ini)
Dengan jelas digambarkan di situ, bahwa anak-anak mengikuti dengan persis apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
Saya jadi semakin diingatkan, bahwa tugas kita sebagai orang dewasa (baik itu orang tua, guru, maupun lainnya) tidaklah ringan dan gampang.
Itu berat.
Sekecil apapun tindakan kita, anak-anak dengan mudah akan meniru.
Sepelan apapun kata-kata kita, anak-anak sedang mendengar dan mereka juga akan mengatakan hal yang sama dengan cepatnya.
Apa yang terjadi pada anak-anak kita, kitalah yang bertanggung jawab.
Janganlah kita menyalahkan anak-anak kita jika mereka melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan, karena bisa jadi mereka mempelajarinya dari kita.
Janganlah kita menyalahkan anak-anak kita kalau mereka tidak mau melakukan hal tertentu yang kita ingin mereka lakukan, karena kita sendiri juga tidak pernah memberikan contoh yang cukup pada mereka.
JADI, sudahkah kita memberikan contoh yang baik untuk anak-anak kita hari ini???
.
2.2.10
Bila Idealisme Terbentur Realita Bisnis
Fiuh.....
Judulnya koq berat gitu ya?
Memang seberat itulah perasaan dan pikiran yang sekarang ada di benak saya. (kali ini pake bahasa agak resmi, saya, dan bukan gua....menandakan betapa "serius"nya masalah ini mengganggu pikiran saya akhir2 ini)
Yah....
Idealisme saya sebagai seorang guru sedang diuji
Jiwa saya memberontak
Ingin lepas dari semua birokrasi dan urusan bisnis ini
Saya hanya ingin mengajar
Saya hanya ingin melihat senyum di wajah "anak-anak" saya ketika mereka belajar di kelas saya
Saya hanya ingin melihat raut wajah bangga para orang tua ketika anak mereka berhasil mengucapkan sesuatu dalam bahasa Inggris, meskipun itu hanya sesederhana "My name is Matthew"
Tapi ternyata hal itu tidak mudah dilakukan
Kembali saya terbentur pada yang namanya bisnis
Saya tidak bisa memungkiri bahwa untuk membuat senyum di wajah "anak-anak" itu, perusahaan tempat saya bekerja harus mengeluarkan sesuatu (baca: uang) untuk saya
Saya tidak bisa memungkiri bahwa tanpa sesuatu (baca lagi: uang) itu saya juga akan mengalami kesulitan.
Hidup ini tidak gratis, Jendral.
Sempat terpikir oleh saya, apakah saya harus melepaskan idealisme ini untuk sementara sampai nanti tiba waktunya saya bisa mengumpulkan sesuatu itu hingga cukup dan akhirnya saya bisa membuat sebuah tempat kursus sendiri dimana saya bisa melaksanakan dan mewujudkan semua idealisme saya?
Tapi....
Sebuah pertanyaan kembali timbul di benak saya?
Jika suatu saat saat saya benar2 sudah menjadi pemilik sebuah tempat kursus, akankah saya tetap berpikir seperti sekarang?
Bertahan pada idealisme?
Rumit....
Pelik....
Tidak mudah....
Butuh perenungan lebih dalam lagi....
mengenai apa yang saya inginkan dalam hidup ini.....
My First Follower....
Waw.....
I've just check out my blog account today
And what appeared on my laptop screen was so surprised
I've got a follower
Even only one follower, it makes me so happy
And it sure make me want to write more and more
I don't want to make my follower feel disappointed, right
Not only my follower, but also the other visitors
They've spend their time to visit my blog
Of course I have to always post something new periodically
Because I've experienced more than one times, I followed a blog, but after more than two weeks it has no new posting
It made me feel disappointed
I've wait for their writing for so long and they didn't write something new.
So, for my first follower, ADJIE, thank you and don't forget to visit my blog again....