Antara Angkot WB dan Go Green
Apa hubungannya Angkot, terutama angkot WB dengan Go Green?
Kalau Anda menjawab bahwa asap knalpotnya angkot menambah polusi dan itu tentu saja bertentangan dengan program Go Green…
That’s the standard answer
Itu jawaban standard dan bukan itu yang ingin saya ceritakan di sini
So, saya mau cerita apa sih?
Well, cerita ini dimulai saat beberapa waktu yang lalu saya jadi sering naik angkot gara-gara jadwal bekerja saya berubah dan gak seiring lagi ama jadwal adik perempuan tercinta.
Sehingga, mau gak mau saya musti berangkat kerja sendiri donk
And because I can’t ride a motorcycle apalagi mobil, mau gak mau musti naik angkot-lah
Dan, angkot WB mendapat “kehormatan” (cieh…..) untuk mengantar saya ke tempat bekerja, Sentra, tercinta.
Alkisah, suatu hari saya sedang dalam perjalanan menuju kantor.
Dalam angkot selain saya, ada beberapa penumpang lain (tentunya…)
Salah satunya seorang wanita, I don’t really sure her age, tapi udah ibu-ibu rasanya
Si ibu ini dengan nikmatnya sedang menikmati seporsi “penthol” yang dibungkus plastik.
Dengan saos tomat dan sambel yang rasanya pasti lumayan pedes tuh (apalagi bagi saya yang ANTI SAMBEL), si ibu tampaknya udah lupa tuh dengan situasi sekeliling angkot.
Di tengah perjalanan, kelar sudah aktivitas memamah biak ini dan semua isi plastik alias penthol sudah berpindah dari plastik ke lambung si ibu.
Lalu, dengan santai dan menampilkan wajah tanpa dosa, si ibu melempar plastik bekas bungkus penthol itu ke jalan raya.
Ya…..KE JALAN RAYA
DENGAN WAJAH TANPA DOSA
DENGAN SANTAINYA…..
Ouch……
Langsung di hati saya mikir, what an attitude.
Lalu imajinasi dan pikiran saya mulai berkembang
Saya berpikir, ada berapa banyak penumpang yang seperti itu ya?
Seandainya di tiap angkot ada satu orang…Ya…SATU ORANG SAJA…penumpang seperti itu
Lalu kita kalikan dengan jumlah angkot (bila ada yang tau jumlah seluruh angkot di Surabaya, bisa kasi’ comment supaya perhitungan ini lebih ilmiah dan matematis…)
Bukan cuma angkot WB saja, tapi semua angkot
Dan kita kalikan kembali dengan jumlah angkot2 itu beroperasi dalam satu harinya
Kira-kira berapa banyak sampah plastik yang akan berkeliaran di jalan ya?
Mungkin orang2 belum sadar dan peduli (atau memang tidak mau sadar dan peduli) karena belum merasakan dampak dan akibatnya
Tapi, hal ini membuat saya teringat kalau beberapa waktu yang lalu di Bandung (atau di kota lain ya…?) pernah terjadi penumpukan sampah di jalan selama berhari-hari dan menimbulkan bau tak sedap dan mengganggu banget
Bagaimana ya kalau hal itu terjadi di Surabaya?
Atau memang orang2 di Surabaya harus mengalami hal itu dulu baru mereka menyadari betapa pentingnya untuk membuang sampah pada tempatnya?
Bukannya saya sok cinta kebersihan dan membanggakan diri sendiri, tapi saya sendiri selalu mencoba mengingatkan diri sendiri untuk tidak buang sampah sembarangan.
Bahkan bila saya selesai makan permen dan tidak ada tempat sampah di sekitar saya (misalnya pas lagi di angkot …) maka bungkus permen tersebut akan saya kantongi atau saya masukkan di tas.
Alhasil, kadang-kadang sering saya “panen sampah” waktu mau nyuci atau bersih2 tas.
Bayangkan jika semua (atau paling nggak separuh aja deh…koq kalo semua rasanya so impossible gitu) penduduk Surabaya mau sedikit saja peka terhadap lingkungan dan mulai membuang sampah pada tempatnya
Pastilah kehidupan di Surabaya terasa lebih nyaman
Dan tentunya program Go Green juga bisa berjalan dengan lancar donk
Jadi, kalau mau disimpulkan dan dijadikan dalam satu kalimat saja, jika pertanyaan “Apa hubungan angkot WB dengan Go Green” kembali dilontarkan, jawaban saya adalah :
“Penumpang angkot WB bisa turut serta menyukseskan program Go Green dengan membuang sampah pada tempatnya dan sopir atau pemilik angkot WB bisa juga turut serta dengan cara menyediakan tempat sampah di dalam angkotnya.”
So, do you want to go green? Start it with not littering and put your waste in the trash can or waste basket.
No comments:
Post a Comment
yang mau komen, monggo, silahkan....tidak dipungut bayaran